Kamis, 05 April 2012

tugas ke dua softskill manajemen ritel

Pengertian Pengecer
Perdagangan eceran atau sekarang kerap di sebut dengan perdagangan ritel, bahkan di singkat menjadi bisnis ritel, menurut Hendri Ma’ruf (2005 : 7 ) “ Bisnis ritel adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa pada perorangan untuk keperluan sendiri, keluarga dan rumah tangga.”
Kotler ( 2002 : 274 ) yang dialih bahasakan oleh AB.Susanto mendefinisikan “penjualan eceran adalah meliputi semua kegiatan yang melibatkan dalam semua penjualan barang dan jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan bisnis.” Ritel merupakan rantai yang penting dari saluran distribusi yang menghubungkan keseluruhan dari bisnis dan orang-orang yang mrncakup perpindahan secara fisik dan transfer kepemilikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen. Sedangkan menurut Djasmin Saladin ( 2006 : 163 ) “penjualan eceran adalah meliputi semua aktifitas yang melibatkan penjualan barang dan jasa pada konsumen akhir untuk dipergunakan yang sifatnya pribadi, dan bukan bisnis.”
Menurut Hendri Ma’ruf ( 2005 ) “Bauran Eceran adalah kombinasi dari faktor-faktor ritel yang dipergunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli.” Faktor-fakror tesebut adalah lokasi (location), barang dagangan (merchendise), harga (price), promosi (promotion), pelayanan (service), suasana toko (atmosfer).
Menurut M.Taufik Amir ( 2005 : 21 ) mengatakan beberapa aspek penting dalam usaha eceran antara lain adalah lokasi, layout toko, ragam barang dagangan, proses pembelian barang, strategi penetapan harga, karyawan, periklanan dan promosi penjualan, penjualan, teknologi, kekuatan mahal dan keuangan, masih menurut M.Taufik Amir ( 2005 : 24 ), bauran strategis ecern ini terdiri dari pengelolaan sumber daya manusia (wiraniaga), komunikasi pemasaran, pelayanan dan lokasi sedangkan menurut Buchari Alam (2005 : 54 ), “pedagang eceran adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir.”
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa usaha eceran (ritel) merupakan aktifitas penjualan barang atas jasa yang langsung kepada konsumen akhir dan bukan untuk dijual kembali.
Fungsi Pedagang Eceran
Dalam suatu saluran distribusi, pengecer memainkan peranan penting sebagai penengah antara produsen, agen dan para supplier lain dengan konsumen akhir. Pengecer mengumpulkan semua jenis barang dan jasa yang beragam memungkinkan para konsumen dapat memilih dan membeli berbagai variasi produk dengan jumlah yang mereka inginkan.


Asep ST. Sudjana (2002 : 13) menentukan bahwa ada empat fungsi utama pedagang eceran, yaitu sebagai berikut :
1. Perantara antara distributor dengan konsumen akhir.
2. Penghimpun berbagai kategori jenis barang yang menjadi kebutuhan konsumen.
3. Tempat rujukan untuk mendapatkan batang yang dibutuhkan konsumen.
4. Penentuan eksistensi barang dari manufaktur di pasar konsumen.
Jenis-jenis Pedagang Eceran
Jenis-jenis toko baru muncul unkuk memenuhi berbagai perbaikan konsumen atas berbagai level dan jenis pelayanan. Para pengecer dapat memposisikan dari mereka dalam rangka menawarkan salah satu dari empat tingkat pelayanan, orgasnisasi-organisasi pengeceran sangat beragam dan bentuk-bentuk baru bermunculan. Ada pengecer toko, penjual eceran tanpa toko dan berbagai organisasi eceran lainnya.
Menurut Djasmlim Saladin ( 006 : 164 ) mengatakan bebtuk-bentuk pengecer berdasarkan line prodiknya adalah sebagai berikut :
a. Toko khusus ( specially store ) suatu toko yang khusus menjual line produk terbatas dengan macam barang yang cukup banyak dalam line tersebut.
b. Toko serba ada ( departement store), yaitu toko yang menjual beberapa line produk.
c. Toko swalayan ( supermarket ), yaitu suatu toko yang cukup besar yang menyediakan seluruh kebutuhan rumah tangga, barang-barang kosmetik bahkan obat-obatan.
d. Toko barang kebutuhan sehari-hari ( convenience store ), yaitu toko yang relative kecil yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari dan biasanya berlokasi ditempat-tempat pemukiman.
e. Superstore, Toko gabungan dan Hypermasche, yaitu menjual barang untuk memenihi kebutuhan konsumen seluruhnya dan non pangan.
f. Toko pemberi potongan harga ( discount store ), yaitu toko yang memberikan potongan harga dalam menjual barang-barang produk standar dengan harga lebih murah murah dari pada pedagang biasa, dengan cara memperoleh marjin laba sedikit, tetapi volume penjualan besar.
g. Toko gudang, yaitu suatu operasi penjualan yang penjualannya dikurangi, diberi potongan harga tanpa embel-embel.
Menurut Kotler (2002 : 594) yang dialih bahasakan oleh AB.Susanto. jenis-jenis pengecer toko dapat dibedakan berdasarkan tingkat pelayanannya, adalah sebagai berikut :
a. Swalayan ( Self Service ), swalayan merupakan dasar dari semua operasi diskon. Banyaknya pelanggan yang bersedia melakukan sendiri proses menemukan, membandingkan dan memilih guna menghemat uang.
b. Swapilih ( Self Selection ), para pelanggan mencari barang sendiri walaupun mereka dapat meminta bantuan. Para pelanggan menyelesaikan transaksi mereka setelah membayar kepada pramuniaganya.
c. Pelayanan terbatas ( Limited Service), pengecer ini menjadi lebih banyak batang shopping dan pelanggan memerlukan lebih banyak informasi serta bantuan. Toko – toko ini juga menawarkan jasa kredit seperti : kredit dan hakk pembelian barang.
d. Pelayanan penuh ( Full Service ), pramuniaga siap untuk membantu dalam tiap tahap dari proses menemukan, membandingkan dan memilih. Pelanggan yang tidak dilayani biasanya akan memilih toko jenis ini. Biaya pegawai yang cukup tinggi, ditambah dengan proposi yang tinggi atas barang khusus dan barang yang perputarannya lambat serta jasa yang banyak yang menyebabkan terjadinya eceran yang berbiaya tinggi.
Menurut Kotler (2002: 592) yang dialih bahasakan oleh AB. Susant, ada beberapa jenis pengecer utama toko yaitu sebagai berikut :
1. Toko Khusus ( Specially Store ), yaitu toko lini produk dijual dengan sempit dengan berbagai ragam pilihan yang sama. Seperti toko sepatu, toko bunga, toko pakaian dan toko perlengkapan olah raga.
2. Toko Serba Ada ( Departement Store ), yaitu toko dimana yang dijual beberapa lini produk, biasanya menjual pakaian, perlengkapan dan barang kebutuhan rumah tangga dan biasanya tiap lini tersebut beroprasi sebagai departement tersendiri yang dikolola oleh pembeli spesialis atau pedagang khusus.
3. Pasar Swalayan, yaitu toko dimana operasinya lebih besar dengan biaya dan marjin rendah, tetapi bervolume tinggi. Swalayan dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti makanan dan produk-produk perawatan rumah. Pasar swalayan memperoleh laba operasi hanya sekitar 1% dari penjualannya dan 10% dari nilai kekayaan bersihnya.
4. Toko kenyamanan (Cconvenience store ), yaitu toko yang relative kecil dan terletak didaerah pemukiman, mempunyai jam buka yang panjang selama tujuh hari dalam seminngu, serta menjual lini dalam produk bahan pangan yang terbatas dan memiliki tingkat perputaran yang tinggi.
5. Toko Diskon ( Discount Store ), yaitu toko yang menjual barang standar dengan harga lebih murah karna mengmbil marjin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang tinggi. Dan umumnya menjual merek nasional, bukan barang bermutu rendah.
6. Pengecer Potongan Harga ( Off-price Retail ), yaitu toko dimana membeli dengan harga yang lebih rendah dari pada harga pedagang besar dan menetapkan harga untuk konsumen lebih rendah dari pada harga eceran, sering merupakan barang sisa, berlebih dan tidak regular yang diperoleh dengan harga yang kebih rendah dari produsen atau pengecer lainnya.
7. Toko Super ( Superstore ), yaitu toko yang rata- tara memiliki ruang jual yang sangat luas dan bertujuan untuk memenuhi semua kebutuhan konsumen akan produk makanan dan bukan makanan yang dibeli secara rutin. Biasany toko ini menawarkan layanan seperti binatu, perbaikan sepatu, penguangan cek dan pembayaran tagihan. Toko super dapat dibedakan menjadi :
1) TokoKombinasi ( Combination Store ), merupakan difersifikasi usaha swalayan ke bidang obat- obatan.
2) Pasar Hiper ( Hipermarket), yaitu toko yang menggabungkan prinsip- prinsip pasar swalayan, toko diskon serta pengecer gudang, ragam produknya lebih dari sekedar barang- barang rutin yang dibeli tapi meliputi mebel, peralatan besar dan kecil, pakaian dan berbagai jenis lainnya.
8. Ruang Pameran, yaitu menjual banyak pilihan produk bermerek, mark-up tinggi, perputaran cepat dengan harga diskon. Pelanggan memesan barang dari katalog di ruang pamer kemudian mengambil barang tersebut dari suatu area pengambilan barang di toko itu.
Menuru Hendri Ma’ruf (2005 : 74) menyatakan jenis- jenis gerai modern adalah sebagai berikut :
1. Minimarket yaitu toko yang relatif kecil yang menjual barang kebutuhan sehari- hari, biasanya berukuran antara 50m sampai 200m.
2. Convenience Store yaitu toko yang mirip mini market dalam hal produk yang dijual, tetapi berbeda dalam harga, jambuka dan luas ruang dan lokasi.
3. Specialty srore yaitu toko yang menyediakan pilihan produk yang lengkap hingga konsumen tidak harus mencari lagi d toko lain, keragaman produk disertai harga yang bervariasi dari yang terjangkau hingga yang premium membuat specialty store unggul.
4. Fectory outlet yaitu toko yang menjual produk- produk okspor yang masih layak untuk dijual.
5. Disto atau Distribution Outlet yaitu toko yang menjual produk-produk yang memiliki merk sendiri.
6. Supermarket yaitu toko yang menjual produk – produk kebutuhan sehari-hari dengan ukuran lebih besar dari minimarket.
7. Departemen store yaitu toko yang berukuran sangat besar dan menjual produk- produk kebutuhan sehari- hari, rumah tangga bahkan non pangan.

Bauran Eceran
Pengertian Bauran Eceran
Dalam melakukan aktivitas penjualan, pengecer memerlukan strategi yang berorientasi pada kebutuhan konsumen, dimana strategi pemasaran di cerminkan sebagai suatu program yang dikenal sebagai bauran eceran.
Hendri Ma’ruf (2005 : 113) menyatakan bahwa :
“ Bauran eceran adalah kombinasi dari factor- factor ritel yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli.”
Faktor-faktor Bauran Eceran ( Retailing Mix )
Dari definisi yang telah dikemukakan oleh Henri Maruf, enam variable bauran eceran diantaranya meliputi :



1. Lokasi ( Location )
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai atau toko akan lebih sukses dibanding toko lainya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama.
Sebelum sebuah toko atau tempat berbelanja didirikan, langkah pertama adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan. Menurut Hendri Ma’ruf (2005 : 124), ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi area perdagangan ritel, diantaranya sebagai berikut :
1. Besar populasi dan karakteristiknya
Jumlah penduduk dan kepadatan suatu wilayah meliputi factor dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel. Jumlah peritel yang sama di dua wilayah tetapi kepadatan penduduknya berbeda akan menyebabkan omzet yang rendah pada peritel di wilayah yang kurang padat penduduknya.
2. Kedekatan dengan pemasok
Pemasok mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan penyediaan merchandise, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman, dan lain- lain. Jumlah pemasok sebisa mungkin ada beberapa supaya tidak terjadi ketergantungan pada satu atau dua pemasok saja.
3. Basis ekonomi
Basis ekonomi yang dimaksud di sini adalah indistri daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena factor musiman, dan fasilitas seuangan. Industry yang bervariasi akan mempunyai pengaruh yang yang berbeda dibandingkan dengan indistri yang terkonsentrasi ( pada suatu sector )
4. Ketersediaan tenaga kerja
Tenaga kerja yang diperhatikan adalah pada suatu tingkat, yaitu dari tingkat administratif dan lapangan hingga management tranee dan menjerial. Management trainee adalah pada lulusan perguruan tinggi yang memulai karier di perusahaan ritel pada tingkat staf, dan diproyeksikan untuk menjadi tenaga pemimpin. Tenaga manjarial adalah para assistant manager atau manager bahkan general manager yang siap direktur dan siap kerja ( tidak seperti management trainee yang harus dilatih lebih dulu )
5. Situasi persaingan
Pertumbuhan luas toko yang sejalan dengan pertumbuhan permintaan pasar ( yaitu besar belanja total penduduk setempat ) berarti semua perusahaan ritel setempat tumbuh secara stabil atau secara tetap. Jika banyak pihak membuka gerai ritel dengan asumsi merebut pasar sebesar- besarnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar, yaitu terlalu banyak paritel dibandingkan total belanja konsumen.
6. Fasilitas promosi
Adanya media massa seperti surat kabar dan radio akan memfasilitasi kegiatan promosi peritel. Juga kesiapan sarana pendukung seperti biro iklan, production house, dan pembuat barang souvenir yang memperlancar kegiatan promosi perlu mendapat perhatian.
7. Kesediaan lokasi toko
Factor bagi suatu area perdagangan dan hal- hal yang terkait dengan lokasi adalah jumlah lokasi serta jenisnya, akases pada masing- masing lokasi, perpeluang kepemilikan atau leasing, pembatasan zona perdagangan, dan biaya- biaya terkait.
8. Hukum dan pelaturan
Hokum dan peraturan perlu diperhatikan khususnya jika terdapat Perda ( Peraturan Daerah ) yang tidak terdapat di daerah lain.
Barang Dagangan ( Marchandise )
Merchandise merupakan produk- produk yang dijual peritel dalam gerainya, sedangkan merchandise adalah kegiatan pengadaan agarang- barang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko ( produk berbasis makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah dan produk umum lainnya ) untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel.
Para pelanggan selalu berharap untuk memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkannya disetiap toko, kebutuhan dan keinginan pelanggan sangat beragam dan toko diharapkan dapat memenuhinya. Fungsi pengelolaan barang dagangan ( merchandise ) merupakan fungsi yang harus diberi prioritas, bagaimanapun efektif dan efisiennya bagian lain, bila urusan barang dagangan salah, bila urusan barang dagangan salah, maka hampir dapat dipastikan sukses akan sulit diraih. Pada toko- toko berupa minimarkt yang tergabung dalam satu kelompok besar seperti Alfamart, disebut juga sebagai chainstore karena satu toko dengan lainnya terkait dalam suatu ikatan kelompok, pembelian merchandise di pusatkan pada induk yang mengendalikan kelompok. Masing- masing gerai atau toko tonggal menerima merchandise dan menjualnya. Berbeda dari Hypermart dan sejenisnya, gerai Alfamart yang berformat minimarket mempunyai komposisi merchandise sebagai berikut :
1. Produk makanan dan minuman 60%
2. Produk non makanan 20%
3. Perishable (seperti buah-buahan yamg cepat busuk) 10%
4. Umum 10%

Harga (Price )
Penetapan harga adalah yang paling krusial dan sulit dinatara unsure- unsur dalam bauran pemasaran ritel lainnya, dan harga merupakan satu-satunya unsur dalam pemasaran ritel yang akan mendatangkan laba bagi peritel. Sebuah toko dapat menjadi terkenal karena harga jual yang ditetapkan cukup murah atau harga jual yang di tetapkan merupakan harga pasti. Berdasarkan hal itu, pengecer harus dapat menetapkan harga yang tepat untuk barang- barang yang akan dijualnya, sehingga kelancaran penjualan barang akan lebih terjamin. Semua pengecer senantiasa berkeinginan menetapkan harga yang tinggi dengan volume penjualan yang tinggi pula, namun kedua hal ini sulit di terapkan secara bersamaan.
Penetapan harga berkaitan dengan aspek- aspek laba, pelanggan, pasar dan persaingan, pengadaan barang dagangan, citra kualitas merek yang berbeda dan hokum peraturan, yang akan di uraikan sebagai berikut :
1. Harga berkaitan dengan maksimalisasi laba
Setiap peritel atau perusahaan dagangan eceran, sepertihalnya semua perusahaan, ingin memaksimalisasikan laba. Laba dapat dicapai dalam jangka pendek dan jangka panjang.
2. Harga berkaitan dengan pelanggan
Memaksimalisasikan laba adalah salah satu sisi dari selembar mata uang, sisi lainnya adalah kepuasan konsumen. Tujuan perusahaan adalah kepuasan pelanggan melalui operasional perusahaan yang akan member laba yang patut.
3. Harga berkaitan dengan pasar dan perdagangan
Factor pasar atu persaingan merupakan factor penting yang amat mempengaruhi penetapan harga. Untuk suatu peritel yang hendak memperluas pembeli dalam suatu wilayah atau dalam suatu segmen disebul sebagai penetrasi pasar, penetapan harga rendah atau harga bersaing dilakukan.
4. Harga berkaitan dengan pengadaan barang dagangan
Barang persediaan yang masih banyak dan agak lambat penjualannya padahal tanggal kadaluarsanya tinggal beberpa bulan lagi, mengharuskan tindakan penjualan sesegera mungkin. Itu hanya bisa dilakukan dengan harga diskon atau menjual barang dengan beberapa paket.
5. Harga berkaitan dengan citra kualitas
Harga berkaitan dengan citra kualitas, sebagian besar masyarakat mempunyai anggapan bahwa terdapat kolelasi erat antara harga dan kualitas. Harga yang rendah dianggap pertanda kualitasnya rendah sebaliknya harga tinggi mencerminkan kualitas tinggi.
6. Harga berkaitan dengan merk yang berbeda
Produk dari merek-merk yang berbeda dapat diberi label harga yang berbeda menurut :
a. Merek terunggul yang diberi label termahal
b. Merek pesaing atau merek sendiri dengan label harga sedang, dan
c. Merek dengan harga terendah
7. Harga berkaitan dengan hukum dan peraturan
Saat ini dapat dikatakan masih sangat minim hukum dan peraturan yang mengatur penetapan harga barang dan jasa eceran. Ini berarti para peritel mempunyai ruang gerak yang cukup bebas dalam menetapkan harga. Namun patokan umim berlaku yaitu kepatutan berdasarkan etika bisnis khususnya dari sudut pandang konsumen yaitu value for money.
Promosi ( Promotion )
Komunikasi sebagai dasar promosi bertujuan mendorong target market untuk mau menjadi pembeli bahkan menjadi pelanggan setia. Esensi dari komunikasi pemasatan ini adalahbagaimana kita dapat menyampaikan apa yang kita tawarkan kepada konsumen dapat di terima dengan baik. Komunikasi pemasaran tidak hanya membuat pelanggan tertarik dan ingin membeli, namun komunikasi pemasaran juga bisa menciptakan citra tertentu yang kita sesuaikan dengan pasaran sasaran.
Menurut Kotler yang di kutip dari buku M. Taufik Amir ( 2005 : 85 ) menyatakan bahwa ada beberapa elemen penting dalam komunikasi pemasaran yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap muka (personal selling), kehumasan (public relation) dan pemasaran langsung.
Pelayanan ( Service )
Menurut Kotler (2002 : 427) yang di alih bahasakan oleh AB. Susanto menyatakan bahwa “ Pelayanan setiap tindakan atau keterampilan yang dapat ditawarkan oleh apapun juga yang pada dasrnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan sesuatu, pelayanan dapat disertakan dalam produk yang berbentuk fisik.”
Aspek pelayanan semakin hari semakin nyata perannya, secara umum pelayanan tersebut meliputi bagai mana kecepatan melayani pelanggan sebelum berbelanja dan pada saat berbelanja. Dengan demikian usaha eceran harus mampu mencoba sedemikian rupa agar pelayanan yang dirasakan pelanggan meningkat serta sesuai dengan kehendak pelanggan.
Unsure pelayangan adalah unsure yang memiliki peranan penting dalam persaingan non- harga dengan pengecer-pengecer lain. Unsure-unsur pelayanan menjadi nyata bagi perusahaan dalam bersaing dengan para pesaingnya karena unsure pelayanan sangat sulit ditiru oleh pesaing. Menurut Kotler (2002 : 446) yang di alih bahasakan oleh AB. Susanto membagi pelayanan menjadi dua bagian yaitu prlayanan primer dalam usaha eceran antara lain adalah pembayaran kredit, pengantaran, penanganan keluhan, penanganan parker, ruang istirahat termasuk toilet. Sedangkan yang termasuk pelayanan pendukung antara lain : pembungkusan, inpormasi lokasi barang, konsultasi dan informasi pembelian, tempat penitipan barang. Pelayanan adalah salah sato faktot pembeli nilai nilai tambah bagi peritel, atau pritel dapat memilih kombinasi ragam prodak dan tingkat pelayanan sebagai positioning.
Suasana Dalam Toko ( Atmosfer )
Jika iklan bertujuan memberitahu, menarik, memikat atau mendorong konsumen, untuk datang ke gerai dan untuk membeli barang, maka suasana toko atau atmosfer dalam gerai atau toko berperan penting mengikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mreka prodak apa yang perlu di miliki baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan rumah tangga. Gerai kecil yang tertata rapih dan menarik akan lebih mengundang pembeli di bandingkan gerai yang di atur biasa saja tapi bersih lebih menarik dari pada gerai yang tidak di atur sama sekali dan tampak kotor.
Suasana dala gerai menggambarkan moment of truth, yaitu situasi langsung yang di rasakan konsumen pada saat berbelanja. Jika seting dari suasana itu optimal maka peritel ( dengan gerai yang di kunjungi konsumen ) akan dapat menyentuk emosi konsumen dan member pengalaman berbelanja. Desain toko yang baik akan menarik banyak konsumen untuk datang, desain toko merupakan strategi penting untuk menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa betah berada dalam suatu gerai atau toko. Desai toko, yaitu desain interior yang mencakup tata letak rak-rak barang, aksesoris toko, dan desain eksterior mencakup lay-out, pintu masuk, dan jalan masuk.



Tujuan Bauran Eceran
Dalam membangun suatu perusahaan atau bisnis ritel perlu adanya strategi- strategi dalam meningkatkan kualitas suatu bisnis ritel. Startegi yang digunakan yaitu salah satunya bauran eceran yang harus sesuai dengan bisnis yang digeluti sehingga membawa dampak positif terhadap perkembagan bisnis tersebut. Adapun tujuan dari bauran eceran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencapai target perusahaan
2. Untuk memperlancar distribusi barang kepada konsumen akhir.
3. Agar dapat membandingkan dengan peritel lainnya melalui strategi- strategi yang digunakan.
4. Untuk memperlancar proses penjualan sehingga menambah jumlah konsumen.
5. Untuk mempermudah konsumen mendapatkan barang kebutuhan sehari- hari.
Manfaat Bauran Eceran
Suatu bisnis eceran dapat berkembang dengan baik jika strategi- strategi yang digunakan telah diterapkan dengan baik pula. Selain tujuan dari bauran eceran adapun manfaat yang didapat perusahaan, diantaranya sebagai berikut :
1. Target perusahaan dapat tercapai.
2. Kegiatan perusahaan dapat terkoordinir dengan baik.
3. Membentuk citra baik perusahaan dimata konsumen.
4. Menambah omzet penjualan perusahaan.
5. Memberi masukan yang baik untuk perkembangan perusahaan.

1 komentar:

  1. hei kawan, karena kita ini mahasiswa gundar, tolong ya blognya di kasih link UG, seperti
    - www.gunadarma.ac.id
    - www.studentsite.gunadarma.ac.id dan lain lain
    karna link link tersebut mempengaruhui kriteria penilaian mata kuliah soft skill
    makasi :)

    BalasHapus