Rabu, 24 November 2010

tugas kwh ke 3


Jeanet Vina Claudia
2DD03
32209144

TUGAS SOFTSKILL

1.    Dari usaha anda buatlah
a.    Rencana keuangan dari usaha yang akan anda dirikan
b.    Bentuk kepemilikannya
c.    Rencana pemasarannya

JAWAB
a.    Rencana keuangan yang akan saya buat adalah dengan mengembangkan modal yang kami miliki agar semakin tinggi keuntungan yang kami dapatkan . Karena apabila perputaran modal usaha berputar lambat maka tingkat pengembaliannya akan sedikit dan tidak menguntungkan perusahaan
b.    Bentuk kepemilikannya sendiri saya ingin rencanakan kepememilikan bersama. Karena apabila melakukan joint dalam suatu perusahaan modal akan semakin besar dan untung yang didapat semakin besar. Selain itu juga nama perusahaan biasanya bias langsung booming .
c.    Cara pemasaran yang akan saya lakukan adalah pemberian diskon untuk penjualan awal. Agar menarik minat dan perhatian konsumen saya akan membuat kemasan untuk usaha saya dengan semenarik mungkin. Mungkin saya akan membuat stand-stand pameran di event-event tertentu agar produk usaha saya akan semakin dikenal banyak masyarakat.




tugas kwh ke 2


Jeanet Vina Claudia
2DD03
32209144

TUGAS SOFTSKILL

1.    Dari usaha yang akan anda dirikan identifikasilah kebutuhan SDM bagi usaha anda. Meliputi keahliannya, pendidikannya serta pengalaman kerjanya. Jelaskan pula metode recruitment yang anda gunakan  ?

Jawab : Menurut saya, di lihat dari usaha yang akan saya dirikan adalah usaha handycraft , maka  tenaga kerja yang saya gunakan adalah tenaga kerja yang terampil. Untuk bagian produksinya saya tidak begitu menilai dari segi pendidikan, tetapi yang saya lihat hanyalah dari sisi keterampilan dan keahliannya dibidang kerajinan tangan. Tetapi apabila untuk bagian pemasaran ,keuangan dan bagian administrasinya ,saya harus menyeoleksi Dari tingkat pendidikan yang ia miliki. Karena tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam keahlian ini. Juga dilihat dari sisi pengalamnnya agar usaha yang saya jalankan dapat berkembang pesat karna memilikji karyawan yang kreativ dan inovatif juga pintar dan ahli dibidangnya masing-masing.







2.    Masih dari usaha yang akan anda dirikan, susunlah perencanaan bentuk organisasinya. Gambarkan juga struktur organisasinya!


tugas tulisan kwh


JEANET VINA CLAUDIA
2DD03
32209144


Ciri-ciri wirausaha yang berhasil:
  • Memiliki visi dan tujuan yang jelas.Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.
  • Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
  • Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
  • Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
  • Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannyaTidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
  • Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
  • Komitmen pada berbagai pihak.
  • Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

Sikap wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
  • Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
  • Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
  • Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
  • Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
  • Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
  • Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis




PENGUSAHA ADALAH PEMIMPIN
Gaya kepemimpinan situasional dapat diterapkan guna meningkatkan kinerja karyawan. Memang banyak konsep gaya kepemimpinan, mulai dari konsep klasik sampai teori modern, yaitu teori situasional yang disampaikan Hersey and Blancard.
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya. Dasarnya pemimpin melakukan diagnosis situasi untuk memilih gaya kepemimpinan yang paling efektif.
Tingkat kematangan karyawan (maturity), diartikan sebagai tingkat kemampuan karyawan untuk bertanggung jawab dan mengarahkan perilakunya dalam bentuk kemauan. Berdasarkan tingkat kematanganya, menurut Hersey and Blancard ada empat jenis karyawan, yaitu: (1) karyawaan yang tidak mampu dan tidak mau, (2) karyawaan yang tidak mampu, tetapi mau, (3) karyawaan yang mampu, tetapi tidak mau, (4) karyawaan yang mampu dan mau. Ada empat respon kepemimpinan dalam mengelola kinerja berdasarkan tingkat kematangan karyawan, yaitu mengarahkan, melatih, menggalang partisipasi dan mendelegasikan.

Mengarahkan (directing)
Gaya kepemimpinan yang mengarahkan, merupakan respon kepemimpinan yang perlu dilakukan oleh manajer pada kondisi karyawan lemah dalam kemampuan, minat dan komitmenya. Sementara itu, organisasi menghendaki penyelesaian tugas-tugas yang tinggi. Dalam situasi seperti ini Hersey and Blancard menyarankan agar manajer memainkan peran directive yang tinggi, memberi saran bagaimana menyelesaikan tugas-tugas itu, dengan terus intens berhubungan sosial dan komunikasi dengan bawahannya.
Pertama pemimpin harus mencari tahu mengapa orang tersebut tidak termotivasi, kemudian mencari tahu dimana keterbatasannya. Dengan demikian pemimpin harus member arahan dalam penyelesaian tugas dengan terus menumbuhkan motivasi dan optimismenya.

Melatih (coaching)
Pada kondisi karyawan menghadapi kesulitan menyelesaikan tugas-tugas, takut untuk mencoba melakukannya, manajer juga harus memproporsikan struktur tugas sesuai kemampuan dan tanggung jawab karyawan.

Oleh karena itu, pemimpin hendaknya menghabiskan waktu mendengarkan dan menasihati, dan membantu karyawan untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan melalui metode pembinaan.

Partisipasi (participation)
Gaya kepemimpinan partisipasi, adalah respon manajer yang harus diperankan ketika karyawan memiliki tingkat kemampuan yang cukup, tetapi tidak memiliki kemauan untuk melakukan tanggung jawab. Hal ini bisa dikarenakan rendahnya etos kerja atau ketidakyakinan mereka untuk melakukan tugas/tangung jawab. Dalam kasus ini pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif mendegarkan dan mengapresiasi usaha-usaha yang dilakukan para karyawan, sehingga bawahan merasa dirinya penting dan senang menyelesaikan tugas.


Mendelegasikan (delegating)
Selanjutnya, untuk tingkat karyawan dengan kemampuan dan kemauan yang tinggi, maka gaya kepemimpinan yang sesuai adalah gaya “delegasi”. Dengan gaya delegasi ini pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap sudah mampu dan mau melaksanakan tugas/tanggung jawabnya. Mereka diperkenankan untuk melaksanakan sendiri dan memutuskannya tentang bagaimana, kapan dan dimana pekerjaan mereka harus dilaksanakan. Pada gaya delegasi ini tidak terlalu diperlukan komunikasi dua arah, cukup memberikan untuk terus berkembang saja dengan terus diawasi.


Minggu, 10 Oktober 2010

tugas softskill kewirausahaan


JEANET VINA CLAUDIA
32209144              
2DD03

1. Jelaskan peranan kewirausahaan bagi pembangunan ekonomi suatu negara! Jelaskan pula bagaimana peranan kewirausahaan bagi pembangunan di Indonesia !
Para wirausaha memiliki peran utama dalam pembangunan ekonomi. Mereka sebagai seorang individu maupun melalui perusahaannya telah berbuat sesuatu yang inovatif dan secara kreatif membongkar struktur pasar yang ada. Di samping itu mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptaan lapangan kerja, peningkatan produktivitas dan daya saing, serta melakukan pembentukan industri baru.
Pentingnya kewirausahaan di negara berkembang dijelaskan oleh Sameekha Desai (2009) bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara penciptaan wirausahawan dengan pembangunan ekonomi di negara-negara tersebut, di mana di negara maju kewirausahaan bahkan telah menghasilkan kemakmuran. Dalam beberapa tahun terkahir, beberapa pakar telah mengenalkan upaya untuk mengatasi kesenjangan kapasitas kewirausahaan dalam inovasi dan pertumbuhan serta kontribusinya pada kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi.
Menurut hasil penelitian seorang ilmuwan Amerika Serikat (AS), David McClelland, suatu negara dapat dikatakan makmur, minimal harus memiliki jumlah wirausahawan sebanyak dua persen dari jumlah populasi penduduknya. Di Indonesia saat ini jumlah pelaku usaha di mencapai lebih dari 40 juta unit usaha atau sekitar 17 persen dari total populasi. Namun, jumlah ini belum selaras dengan peran kewirausahaan yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan sebagian besar usaha mereka menurut Rhenald Kasali (2010) adalah usaha yang dikelola secara asal-asalan, sekadar bisa menghidupi, dan sangat informal.
Berdasarkan keikutserataan Indonesia dalam survey Global Entrepreneurship Monitor (GEM) tahun 2006, jumlah wirausaha di Indonesia adalah sebesar 19,3 % dari jumlah total penduduk dewasa. Namun dalam kurva-U Total Entrepreneurial Activity (TEA) Index dalam survey tersebut, Indonesia di posisikan sebagai negara dengan kondisi jumlah wirausaha yang besar namun dengan pendapatan perkapita tergolong kecil. Dalam laporan GEM juga disebutkan bahwa kewirausahan pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam kewirausahaan atas dasar merespon peluang (opportunity entrepreneurship) dan kewirausahaan yang didasarkan atas kebutuhan untuk hidup (necessity entrepreneurship).
Memperhatikan kondisi tersebut, maka dapat diduga bahwa sebagian besar wirausaha kita adalah mereka yang tergolong sebagai necessity entrepreneurship. Oleh karenanya, diperlukan adanya kebijakan maupun iklim yang dapat mendorong kesempatan berusaha bagi setiap orang yang merintis usaha.
2. Uraikan jenis usaha yang akan anda jalankan ! uraikan juga alasan mengapa anda memilih jenis usaha tersebut !
Berbicara tentang Handycraft (Kerajinan Tangan) tidak terlepas dari keterampilan seseorang dalam membuat sesuatu produk yang tidak menggunakan mesin atau peralatan bantu modern dan biasanya melakukan kegiatan terbatas kepada ruang lingkup rumahan. Jika sudah menggunakan mesin dan alat bantu modern serta melakukan kegiatannya dalam lingkup bangunan pabrik, maka tidak lagi disebut Handycraft tetapi sudah merupakan Produk Industri Kecil Kerajinan. Memang melihat bentuknya keduanya adalah Produk Kerajinan, namun yang membedakan adalah proses pembuatannya yaitu dengan tangan atau dengan bantuan mesin. Kapasitas produksi Kerajinan Tangan tidak sebanyak Kerajinan yang menggunakan mesin, hal ini dapat dilihat ketika keduanya melakukan produksi masal.
Handycraft (Kerajinan Tangan) dahulu biasanya dilakukan oleh Kaum Perempuan dalam mengisi waktu luang, yang terkenal hingga sekarang Kerajinan Tangan Sulaman (setelah melalui bantuan mesin dikenal dengan Bordiran). Kaum Perempuan jaman dulu juga sudah mengenal Kerajinan Batik Tulis, kini beralih fungsi sebagai Industri Batik dengan jumlah produksi yang bisa dipacu dengan bantuan beragam mesin/peralatan modern.Banyak Kerajinan Tangan yang dikenal hingga kini, semua itu merupakan asset Produk Etnik yang biasanya mempunyai sejarah dan berkaitan dengan adat dan budaya daerah itu sendiri.
Ironis jika saat ini, Kerajinan Tangan tidak dilestarikan dan dikembangkan, baik dilingkungan Sekolah maupun lingkungan masyarakat. Bukan rahasia lagi bahwa Kerajinan Tangan merupakan juga olah kesabaran dan olah mencintai produk sendiri, yang sebenarnya sangat dibuttuhkan dalam situasi seperti sekarang. Melakukan aktivitas keterampilan tangan merupakan juga teraphy kesehatan Bathin dan Lahiriah, dengan melakukan aktivitas seperti itu dipastikan kita terbiasa dengan Sabar dan kesabaran merupakan modal awal dalam menangkis Penyakit Stress.
Kita juga terkadang prihatin dengan keadaan sekarang yang cenderung kurangnya perhatian terhadap Kerajinan Tangan (Handycraft), hal ini bisa jadi merupakan awal dari tidak memahaminya mamfaat lain dari kegiatan melakukan aktivitas di biadang Kerajinan Tangan. Sudah banyak yang diketahui berapa banyak Kerajinan Tangan Produk Negeri sendiri, namun semakin waktu berlalu semakin banyak orang yang tidak kepedulian terhadap Kerajinan Tangan. saja karena Handycraft bukan suatu Kebutuhan Sembilan Bahan Pokok, namun lebih disebabkan karena kini sudah terbiasa dengan Jaman Instan. Kita lebih banyak berpikir praktis, lebih baik tinggal membeli ketimbang berpikir untuk membuatnya sendiri, apalagi kesibukan dari waktu ke waktu semakin banyak orang memilih aktivitas yang lain. Padahal jika kita menggunakan sedikit waktu luang untuk melakukan aktivitas dalam kerajinan tangan, setidaknya ada waktu represing yang besar mamfaatnya bagi diri kita. Represing yang mempunyai mamfaat ganda yang bisa dilakukan sendiri dan terkadang tanpa banyak dana. Sangat berbeda dengan Represing Instan yang banyak ditawarkan orang, disamping memerlukan biaya banyak juga lebih cenderung kepada jasa saja. Tidak seperti melakukan kegiatan / aktivitas dalam Kerajinan Tangan yang mamfaat gandanya adalah terciptanya Produk Buatan tangan sendiri.
Perkembangan Handycraft boleh dibilang biasa-biasa saja, sempat menjadi booming bagi usaha handycraft ketika ekonomi negeri kita belum tercekal dengan Krisis Moneter.Saat ini, booming itu masih ditunggu-tunggu. Dengan harapan suatu saat seluruh masyaraakat Indonesia memiliki rasa kecintaan yang sama terhadap Produk Kerajinan termasuk Kerajinan Tangan hasil negeri sendiri. Selama masyarakat level diatas mampu, masih mengualti Produk Bangsa Asing, maka dapat dipastikan perkembangan usaha Kerajinan Tangan akan berjalan apa adanya alias perkembangannya berjalan lamban.
Antara Mamfaat yang dapat kita miliki adalah juga berdampak terhadap perkembangan usaha Handycraft. Dengan makin banyaknya orang yang melakukan kegiatan/aktivitas kerajinan tangan, sudah dipastikan berkembangnya produksi kerajinan tangan dengan berbagai jenis dan keragaman yang memberikan peluang pemasaran produksi Handycraft. Dengan banyak pilihan , maka bukan mustahil akan berkembangan usaha jasa dan usaha produksi dari Kerajinan itu sendiri. Diatas telah disinggung tentang mamfaat bagi pelaku atau pengrajin kerajinan tangan dalam teraphy kesehatan bathin dan lahiriah, disamping itu dengan adanya usaha semacam ini akan memberi mamfaat mamfaat ganda lainnya, seperti peningkatan income/penghasilan yang muaranya kepada peningkatan indeks daya bermasyarakat.
Indeks daya beli Masyarakat pengrajin yang berusaha dibidang Kerajinan Tangan (Handycraft) secara perlahan akan memunculkan daerah sentra kerajinan yang pada akhirnya merupakan asset daerah. Sentra-sentra semacam ini banyak contoh yang kita liha seperti Sentra Batik di daerah Trusmi Kabupaten Cirebon, Sentra Rotan di Plumbon Kabupaten Cirebon serta sentra-sentra kerajinan didaerah lain seperti Yogyakarta dan Bali yang lebih dikenal hingga ke mancanegara.
Menyimak hal itu semakin jelas perlunya Pembinaan dan Penyuluhan terhadap masyarakat tentang perlunya memulai kembali menghidupkan Kerajinan Tangan.Peran Pemerintah melalui Instansi terkait sangat diperlukan dalam Ruang Gerak bagi Pengrajin, karena hanya dengan memulai dari Pihak Pemerintah maka bisa dipastikan geliat perkembangan Kerajinan Tangan akan cepat tercapai.Disamping itu seluruh komponen yang ada di masyarakat juga harus turut mengibarkan kepedulian terhadap Perkembangan Kerajinan Tangan (Handycraft), dari sinilah akan terjadi sinergi yang baik dalam menggeliatkan Produk Kerajinan Tangan. Harus diyakini benar bahwa Kerajinan Produk Negeri sendiri tidak akan kalah bersaing dengan Produk Kerajinan Negara lain. Sudah kita pahami benar bahwa Negeri kita kaya akan adat dan budaya bangsa, kaya akan sejarah bangsa dan sarat akan keragaman yang dimiliki karena Negara kita adalah Negara Panca Sila. Keragaman adat dan Budaya akan banyak melahirkan keragaman jenis Kerajinan Tangan (Handycraft) yang bisa dikembangkan dan diperluas pangsa pasarnya.
Dengan uraian diatas, kita semakin yakin akan mamfaat Handycraft yang bisa kita rasakan. Banyak sekali Produk Kerajinan Tanganyang bersifat Produk Fungsional yang sangat menarik dan tidak kalah dengan produk negara lain. Jika kita mau merubah dan mengembalikan kepada niatan untuk bangkit dari kesulitan ekonomi, maka membangkitnnya dari seluruh komponen termasuk Kerajinan Tangan (Handycraft).Memang tidak mudah, tetapi jika kita sadari sepenuhnya. Maka perubahan peningkatan ekonomi rakyat, perkembangan indeks daya beli, bukan hanya harapan semata, Kita adalah bangsa yang kaya akan adat dan kebudayaan yang menjadi pondasi kuat dalam penciptaan produk-produk berorien pasar dan mampu mendongkrak nilai jual. Produk Handycraft adalah juga produk yang mempunyai daya jual dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai Produk Cinderamata Indonesia yang berdaya saing.
Jadi sampai kapan kit akan memulai bersama-sama untuk bangkit dan memulai perubahan ? Kalau tidak dari sekarang, maka dikha generasi mendatang anak cucu kita semakin mencintai Produk Instan Produknya Bangsa Lain. Menjadi konsumtif dari Produk Luar yang akan berdampak kepada terhambatnya perkembangan Produk Handycraft negeri sendiri.
Mudah-mudahan dengan uraian diatas, kita semakin mencintai Produk sendiri, semakin bersemangat untuk melakukan aktivitas yang dapat memberikan mamfaat, dan yang terpenting Perkembangan Handycraft Indonesia tidak mungkin maju jika kita sendiri belum memperdulikannya.